Hassan Rouhani memenangkan pemilihan presiden Iran

Presiden reformis Iran Hassan Rouhani telah secara meyakinkan memenangkan pemilihan presiden negara itu, menurut hasil resmi, menangkis tantangan oleh saingan utama Ebrahim Raisi.


Dengan semua suara dalam jajak pendapat hari Jumat dihitung, Rouhani terpilih kembali dengan 57 persen, Menteri Dalam Negeri Abdolreza Rahmanifazli mengatakan pada hari Sabtu.

"Dari sekitar 41,2 juta total suara yang diberikan, Rouhani mendapat 23,5 ... dan memenangkan pemilihan," kata Rahmanifazli dalam sambutan yang disiarkan langsung oleh TV pemerintah.

PROFIL: Presiden Iran Hassan Rouhani

Raisi, saingan terdekat Rouhani, mendapat 15,8 juta suara, tambahnya.

Kehadiran besar pada hari Jumat menyebabkan pemungutan suara diperpanjang beberapa jam untuk berurusan dengan antrian panjang.

Janji kampanye
Siapakah Hassan Rouhani?
Dilahirkan pada tahun 1948 di Sorkheh di Iran utara dan mulai belajar agama sejak usia dini
Memulai karir politik pada 1960-an dengan mengikuti pemimpin gerakan Islam Ayatollah Khomeini yang diasingkan
Meninggalkan Iran pada tahun 1977 setelah secara terbuka menyatakan Khomeini sebagai "imam"
Kembali ke Iran setelah revolusi 1979 dan menjabat sebagai sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran dari 1989 hingga 2005
Mendapat julukan "syekh diplomatik" karena latar belakang ulama dan perannya sebagai kepala negosiator nuklir Iran dari 2003 hingga 2005
Disumpah sebagai presiden pada 4 Agustus 2013
Selama masa jabatannya, Iran mencapai kesepakatan penting pada 2015 untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi
Pemilu dipandang oleh banyak orang sebagai vonis pada kebijakan Rouhani untuk membuka Iran bagi dunia dan upayanya untuk membangun kembali ekonominya yang mandek.

Rouhani masuk kantor empat tahun lalu dengan janji untuk mengurangi isolasi internasional Iran.

Jajak pendapat hari Jumat adalah yang pertama sejak ia merundingkan kesepakatan bersejarah dengan kekuatan dunia pada 2015 untuk mengekang program nuklir negara itu dengan imbalan bantuan sanksi.

Dalam jejak kampanye, Rouhani berusaha membingkai pemungutan suara sebagai pilihan antara kebebasan sipil yang lebih besar dan "ekstremisme", mengkritik penangkapan yang terus-menerus dari para pemimpin dan aktivis reformis.

Raisi, pada bagiannya, menuduh Rouhani telah salah mengatur ekonomi dan memposisikan dirinya sebagai pembela kaum miskin, menyerukan garis yang jauh lebih keras dengan Barat.

Komentator politik Mostafa Khoshcheshm mengatakan bahwa berbeda dengan kampanye pemilu 2013, ketika Rouhani berbicara tentang penghapusan sanksi dan peningkatan ekonomi, kali ini pesannya berbeda.

"Dia menggunakan slogan kampanye lain, seperti [menyerukan] kebebasan sosial dan politik, dan dia mendorong perbatasan untuk mengumpulkan dukungan publik, terutama di kota-kota besar," Khoshcheshm mengatakan kepada Al Jazeera.



Kendala di depan
Pemilihan kembali Rouhani kemungkinan akan melindungi perjanjian 2015, di mana sebagian besar sanksi internasional dicabut sebagai imbalan bagi Iran yang mengekang program nuklirnya.


Kebijakan luar negeri memainkan peran utama dalam pemilihan Iran
Rouhani telah berjanji untuk berupaya menghapus sanksi non-nuklir yang tersisa, tetapi para kritikus berpendapat bahwa akan sulit dengan Donald Trump sebagai presiden AS. Trump telah berulang kali menggambarkannya sebagai "salah satu kesepakatan terburuk yang pernah ditandatangani", meskipun pemerintahannya menyetujui pengesampingan dari sanksi pekan ini.

Rouhani juga diperkirakan akan menghadapi pembatasan yang sama yang mencegahnya memberikan perubahan sosial yang substansial dalam masa jabatan pertamanya.

Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei memiliki hak veto atas semua kebijakan dan kendali utama pasukan keamanan, sementara Rouhani tidak dapat menjamin pembebasan para pemimpin reformis dari tahanan rumah.

Jonah Hull dari Al Jazeera, melaporkan dari ibukota Iran, Teheran, mengatakan bahwa Rouhani, selama "kampanye pemilihan yang semakin sengit, mengasingkan banyak lembaga negara Iran yang signifikan yang mungkin tidak berminat untuk bekerja sama dengan dia untuk maju".

Lambat perubahan
Sementara kesepakatan nuklir berada di garis depan pemilihan, kampanye didominasi oleh masalah kemiskinan dan pengangguran.

Rouhani telah menurunkan inflasi dari sekitar 40 persen ketika ia mengambil alih pada tahun 2013, tetapi harga masih naik lebih dari tujuh persen per tahun.

OPINI: Medan pertempuran Iran - Pemimpin Tertinggi vs Presiden

Penjualan minyak telah pulih sejak kesepakatan nuklir mulai berlaku pada Januari 2016, tetapi pertumbuhan di bagian lain dari perekonomian telah terbatas, meninggalkan pengangguran pada 12,5 persen secara keseluruhan - hampir 30 persen untuk kaum muda - dan banyak lagi yang menganggur atau berjuang untuk mendapatkan oleh.